Terdampak Corona, industri F&B, Ritel Dan Jasa Mengalami Penurun Pendapatan
Terdampak Corona, industri F&B, Ritel Dan Jasa Mengalami
Penurun Pendapatan
Pendemi corona
yang merembak di tanah air sejak awal maret. Berdampak bagi perekonomian
indonesia. bahkan banyak industri yang terkena imbasnya, termasuk industri
F&B, Jasa, dan Ritel.
Berdasarkan data internal Moka, startup penyedia layanan kasir digital untuk lebih dari 30.000 merchant di Indonesia, total penjualan masker wajah di bulan Januari meningkat dua kali lipat dikarenakan penyebaran COVID-19. Selain itu penjualan hand sanitizer juga meningkat sebesar 209% di bulan Februari.
Selain melonjaknya penjualan masker dan hand sanitizer, dampak lain yang paling terasa adalah penurunan pendapatan harian pada industri F&B, jasa, dan ritel. Untuk mengetahui dampak nyatanya, Moka melakukan observasi di 17 kota di Indonesia, terkonsentrasi di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam, dan Bali, Moka merangkumnya menjadi beberapa insights.
F&B Merupakan Industri yang Paling Terdampak
Berdasarkan
data internal Moka, untuk industri F&B, dari 17 kota yang diobservasi,
sebanyak 13 kota mengalami penurunan pendapatan harian yang signifikan. Dengan
total 13 kota terdampak dari 17 kota yang diobservasi, industri F&B
merupakan industri yang paling terdampak akibat dari penyebaran COVID-19. Bali
dan Surabaya merupakan dua kota yang mengalami penurunan pendapatan harian yang
paling signifikan dibandingkan dengan kota lain dengan masing-masing mengalami
penurunan sebesar 18% untuk Bali dan 26% untuk Surabaya. Daerah Jabodetabek
juga mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan, namun tidak
setajam Bali dan Surabaya. Wilayah yang terkena dampak di daerah Jabodetabek
yang paling signifikan terjadi di Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta
Timur.
Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19, membuat masyarakat tinggal lebih banyak di rumah, dan juga memberi dampak pada industri F&B. Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang ( take-away food ) meningkat sebesar 7% di bulan Januari hingga Februari 2020.
Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19, membuat masyarakat tinggal lebih banyak di rumah, dan juga memberi dampak pada industri F&B. Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang ( take-away food ) meningkat sebesar 7% di bulan Januari hingga Februari 2020.
Industri Jasa Kedua, Paling Terdampak Setelah Industri F&B
Pada
industri jasa, 10 dari 17 kota di Indonesia menunjukkan penurunan pendapatan
harian yang signifikan. Lima kota dengan penurunan pendapatan harian paling
signifikan adalah Depok, Bekasi, Jakarta Timur, Batam, dan Bandung.
Penurunan Pendapatan Harian Industri Ritel di Jakarta Barat Paling Signifikan
Masuk ke
dalam industri ritel, dari 17 kota yang diobservasi, tujuh kota menunjukkan
penurunan pendapatan harian yang signifikan. Moka menarik lima kota dengan
penurunan pendapatan harian terbesar, yaitu Jakarta Barat, Tangerang Selatan,
Depok, Jakarta Pusat, dan Bandung. Walau hanya tujuh kota yang terdampak dari
17 kota, persentase penurunan pendapatan harian pada industri ritel merupakan
yang paling signifikan dibanding industri lain. Penurunan pendapatan harian
terbesar terjadi di Jakarta Barat dengan penurunan pendapatan hingga 32% per
outlet.
Dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa industri F&B merupakan industri yang paling
terdampak COVID-19, melihat dampaknya yang tersebar paling banyak. Namun,
apabila melihat persentase penurunan pendapatan harian terbesar, industri ritel
mengalami penurunan yang terbesar, yakni menurun sebesar 32%.
Comments
Post a Comment